Monday, 24 October 2016

BERAS RASKIN... SAAT SI MISKIN DI NAKALI.. !!

Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan, Indonesia adalah salah satu negara dengan produksi pertanian terbesar di dunia. Namun, hal tersebut juga diimbangi dengan tingkat konsumsi yang sangat tinggi sehingga kebutuhan pangan terus meningkat seiring meningkatnya jumlah masyarakat. "Asupan makanan kita paling berat di karbohidrat karena makan nasinya banyak," ujar Rusman dalam acara Refleksi Tiga Tahun Pelaksanaan Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Jakarta, Kamis (4/9/2014).baca lengkap klik disini

Cuplikan berita dari kompas.com tersebut, setidaknya memberikan informasi begitu besarnya ketergantungan masyarakat Indonesia atas ketersediaan beras sebagai bahan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia.

Naah, yang jadi pikiranku saat ini, sebenarnya berapa kg tow.. kebutuhan beras per orang per tahun di Indonesia.. ?? berapa uang yang harus dipunyai untuk beli beras tersebut...... (supaya tetap.... hidup..!!)

ada beberapa versi yang digunakan untuk menghitung kebutuhan beras per orang per tahunnya, namun secara umum dapat terlihat dari gambar di bawah. dari gambar tersebut apabila kita pilih angka yang paling kecil maka akan ketemu angka kebutuhan beras per orang per tahun adalah 109 kg.

jadi sebuah rumah tangga, dengan jumlah anggota keluarga yang ideal seperti disebutkan dalam program KB yaitu 4 (empat) orang terdiri dari bapak, ibu, dan 2 anak, membutuhkan beras sebesar 109 kg x 4 orang yaitu : 436 kg/tahun... 

atau jika dihitung dalam satuan bulan maka kebutuhan beras sebuah rumah tangga adalah : 436 kg : 12 bulan = 36,34 kg.... wooowwww..... (gak pernah ngetung sebelumnya.. !!).

terus berapa uang yang harus ada di tangan untuk dapat membeli beras sejumlah itu..??? jika ;menggunakan asumsi harga beras kualitas premium adalah Rp. 10.000/kg .. maka sebuah rumah tangga harus punya uang sekitar Rp.363.340,- per bulannya. (baru sadar.. itu seharga konsumsi rokok marlboro selama 1/2 bulan..... sebungkus rokok sudah Rp. 21.000 je... haaaaaah... - untung bisa berhenti merokok.. walau baru sebulan... :-) ). 

Nah loo.... apa hubungannya data di atas dengan beras raskin yang didistribusikan oleh Pemerintah lewat Bulog selama ini..??? yang didistribusikan dengan melibatkan pemerintah kabupaten, kecamatan, dan pemerintah desa......  ternyata sangat erat hubungannya saudara-saudara sekalian.... !!!

dan inilah hubungannya.. :

di Temanggung khususnya, saat ini (Tahun 2016) terdapat 51.816 rumah tangga (rumah tangga yang belum beruntung) yang mendapatkan bantuan sosial langsung berupa beras (kualitas medium) sejumlah 15 kg/bulan dengan harga tebus sebesar Rp. 1.600/kg atau Rp. 24.000/bulan... inilah yang selama ini dikenal dengan Program Raskin. Programnya bagus bukan... kenapa bagus, karena sangat meringankan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan beras selama sebulannya.

mengapa bagus....?? inilah hitungannya:

harga beras kualitas medium adalah Rp. 7.000.. jadi dengan jumlah kuota sebesar 15 kg per rumah tangga, maka dibutuhkan uang sejumlah Rp. 105.000,- dan para penerima program raskin tersebut hanya perlu membayar Rp.24.000,- .... dalam tanda kutip "mereka hemat Rp. 81.000/bulan"... uang segitu diharapkan bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan yang lain. Naah... selisih uang yang Rp. 81.000 itulah atau adalah uang yang disubsidi oleh Pemerintah.

perlu dicatat pula, jika dari data kebutuhan beras per rumah tangga adalah  36,34 kg/bulan... maka alokasi 15 kg/bulan program raskin tersebut ... bisa dikatakan masih belum mencukupi kebutuhan rumah tangga :-(   mereka masih harus beli beras lagi......

btw, kalau ada yang bilang beras medium tersebut tidak layak konsumsi, maka ada baiknya untuk mencoba memasaknya dulu... coba dulu.. rasakan dulu... bentuknya mungkin tidak sebagus yang premium, tapi beras tersebut layak di konsumsi.... (efek jadi tester beras medium sebelum di distribusikan... baju sesak semua dan takut lihat timbangan)

Lalu apa yang terjadi di masyarakat...... ????? naaaah... disinilah persoalan mulai bermunculan.... selama setahun lebih sedikit menangani distribusi beras raskin di Kab. Temanggung, ada beberapa hal yang dapat aku tangkap......antara lain:

kecemburuan dari yang enggak menerima program raskin
seringkali muncul statement, kalau yang miskin dapat bantuan terus, maka besok yang kerja bhakti harusnya yang miskin saja.... hmm... ini berbahaya saudara-saudara... bagaimana bisa begitu, sudah miskin masih disuruh kerja bhakti terus.... misal kerja bhakti bikin Jalan.... bagaimana nanti jika muncul gerakan : yang boleh lewat jalan yang dikerjakan masyarakat miskin tadi adalah yang ikut kerja bhakti saja.... yang kaya-kaya itu mau lewat mana... ndais namanya...!!

seharusnya.... kerja bhakti adalah kewajiban bersama seluruh masyarakat.... masyarakat yang kaya atau lebih mampu seharunya memberi lebih : bawa rokok... bawa snack... kan lebih baik gitu.. karena yang lewat jalan tadi pada akhirnya juga yang punya mobil dan motor... yang miskin tetap saja jalan kaki.

dapatnya enggak full 15 kg/rumah tangga.... ada yang 5 kg, ada yg 3 kg, ada yg 7,5 kg, 10 kg, dsb
kenapa berasnya dibagi-bagi gitu... kata seorang perangkat desa, daripada ribut mas... semua dibagi roto, akhirnya yang berhak tanda-tangan nerima 15 kg, tapi nyatanya dapatnya enggak segitu..... mungkin memang nampak beda tipis antara yang berhak nerima dan enggak... tapi pendataan tentu telah melihat bahwa tetap ada pembeda diantara mereka

mbayarnya tidak tepat Rp.24.000,- biasanya ada tambahan sekian rupiah
 perlu diketahui bahwa harga segitu adalah harga di titik distribusi (balai desa), jika ada tambahan sampai ke titik bagi misal beras nyampai di dusun atau bahkan diantar sampai rumah... maka jika ada tambahan maka dapat diterima.. syukur ada berita acara hasil musyawarahnya... tapi yaa nambahnya tetap dalam batas kewajaran

yang tidak pas.... jika ada tambahan lain, misal : uang kebersihan, atau iuran lain yg gak ada hubungannya dengan penyaluran beras

ada yang lama ngambil berasnya.. padahal sudah datang di balai desa sejak lama
ada dua kemungkinan, pertama : rumah tangga tidak punya uang untuk nebus beras, kedua : rumah tanga masih punya beras di rumahnya sehingga belum butuh beras medium tersebut.... hal itu yang sering dijadikan alasan saat ada beras raskin menumpuk di balai desa.

menurutku.. enggak begitu... menurutku sebagian besar karena mereka sudah gak butuh beras itu.... kalaupun diambil aku bayangkan mungkin gak akan dikonsumsi, lebih buruk lagi jika dipakai untuk campuran makan ayam....@#%$!@!&@$@ (emosi gethem-gethem) !!!

mengapa begitu:
makan itu gak bisa ditunda..... selama mereka belum ngambil beras raskin, mereka makan apa...??? tentu punya beras yang lain.... entah dari beli atau entah karena hasil panen... apalagi jatah raskin kalau diterima penuh 15 kg juga masih kurang dari kebutuhan sebulan yang 36,34 kg....

sungguh.... lapar itu tidak enak....  :-(

ada yang menjualnya ke pedagang beras
pernah terjadi... komplain dari desa karena mutu beras dianggap jelek.... gak mau nerima beras dan minta ganti beras... akhirnya yang protes tadi diajak ke gudang Bulog di Bengkal...  disana diajak diskusi, dan tanpa setahu mereka.. pihak gudang memasak nasi kualitas raskin tsb sambil beli lauk... setelah matang akhirnya kita makan bersama... dan ternyata mereka abis banyak.... 

dan akhirnya terbongkar secara gak sengaja kalau yang protes tadi adalah suruhan seorang pedagang beras.... beras yang harusnya jatah orang miskin, dan karena yg nerima ada yg sebenarnya sudah gak miskin lagi... maka akhirnya dijual dengan harga Rp. 4.800/kg.... dari selisih harga tersebut, jika dikali jumlah alokasi sekabupaten Temanggung, maka kalau cuma beli Toyota Fortuner sebulan sekali sangatlah enteng....... damn.. !!!

ada apa dengan mereka...??
mengapa terjadi hal seperti tersebut di atas...... dan itu bertahun-tahun..... telah terjadi pembiaran di masyarakat... entah masyarakatnya yang emang diam dan gak berani protes... entah perangkat desa yang gak berdaya atau terlalu berdaya... entah kecamatan, kabupaten, provinsi, dan pusat yang enggak intens mengawasi......

Tuhan berada di gubug si miskin..... (soekarno)
Tidak ada yang salah jika seseorang dilahirkan miskin... tapi menjadi salah pemerintah, masyarakat, dan kerabat jika ada seseorang mati dalam kondisi miskin.... (ArG)

maka harus ada pihak yang bertindak...... ada pihak yang harus berani melangkah...... !!! - dan langkah itu terpercik dari sebuah prestasi seorang kepala desa di Cilacap sana.... di sebuah desa yang bernama Cisuru kecamatan Cipari.... seorang kepala desa yang dengan tegas ingin memperbaiki dan merubah pola penyaluran raskin yang ada di desanya.... dengan gagah belia bapak kepala desa melaksanakan program pemasangan sticker... setiap rumah tangga yang menerima raskin akan dipasang sticker..

beliau berpendapat... saat dengan diskusi dan penyampaian aturan masyarakat yang kaya tidak tergugah untuk sadar diri... maka sentuhlah rasa malunya...!! dan karena itulah... masyarakat di desa Cisuru tadi akhirnya mulai sadar dan distribusi raskin menjadi tepat sasaran dan tepat jumlah........ orangnya tepat dengan jumlah 15 kg... salut pak Kades.. !!

walau beliau cerita... yang nentang banyak... tapi mantab saja, yang nentang sebagian besar adalah yang kaya saja... yang tadinya menerima.... dan sekarang enggak... !!

kisah kesuksesan di desa Cisuru tadi... memberikan ide... pola ATM dilakukan... Amati.. Tiru.. Modifikasi.... akhirnya setelah menunggu keberanian diri... akhirnya diputuskan akan ditiru di Temanggung.. di seluruh desa... 

dan aku sangat yakin.... akan terjadi pro dan kontra..... dalam hati sungguh aku gak rela, saat si miskin diberi stiker dirumahnya... sudah miskin masih dan makin ditegaskan kemiskinannya..... namun aku akan makin gak rela... saat jatah makan mereka diambil yang gak berhak.... saat mereka yang harusnya bisa memberikan uang saku untuk anaknya sekolah.. tapi menjadi gak bisa karena uangnya harus untuk beli beras.... sekali lagi aku gak akan terima....

lebih baik ribut sekali tapi menjadi baik selanjutnya..... itu harapan aku... tapi jika seandainya dengan sticker tersebut pun masih tetap terjadi yang kaya atau yang gak berhak tetap menerima..... entahlah aku harus lagi berkata apa..... 

jika nanti pada akhirnya penerima raskin sudah tepat, sticker itu mau dilepas pun aku gak apa-apa...... 

sekali lagi... aku gak rela jika jatah makan si miskin diambil yang gak berhak..... gak rela saat si miskin dinakali....!!!

terlebih lagi, setiap tahun dapat dilakukan musyawarah desa untuk memilih penerima raskin yang tepat... data penerima bisa berubah... yang tidak berubah hanya kuotanya... misal: jatah desa A adalah 200 orang... maka siapa saja nama penerimanya adalah hak pemerintah desa dan masyarakat di desa tersebut untuk menentukannya setiap tahunnya.....

Btw, untuk yang sudah tertib dan tepat sasaran..... aku ucapkan terima kasih... salut untuk Bapak atau Ibu yang ada di depan saat proses distribusi raskin yang sudah baik di desa/kelurahan masing-masing...!!

sekali lagi.. lapar itu enggak enak..... dan aku amat tahu rasanya... kondisi lapar dan tidak pegang uang..... :-(

edisi#curhatan....
pengelola raskin
aris gunawan
bagian perekonomian setda

No comments:

Post a Comment